Pages
Rabu, 28 Juli 2010
Belajarlah dari Perilaku Binatang
Allah menciptakan segala makhluk yang ada di muka bumi ini adalah untuk keperluan manusia, termasuk binatang. Karena itu, manusia diperintahkan untuk memanfaatkan seluruh ciptaan-Nya itu sesuai dengan hokum Allah yang berlaku. Memang tidak semua binatang bias dikonsumsi oleh manusia, karena hokum Allah melarangnya karena hikmah-hikmah tertentu. Akan tetapi manusia tetap bias memanfaatkan binatang-binatang tersebut sebagai piaraan, penjaga dan sebagainya.
Ada satu pelajaran menarik yang saya peroleh dari Prof. Dr. Imam Suprayogo dalam sebuah rapat koordinasi. Beliau berbicara tentang perbedaan perilaku binatang dan manusia. Beliau mengatakan bahwa binatang itu bentuk dan rupanya berbeda-beda, tetapi perilakunya sama. Sedangkan manusia bentuk dan rupanya sama tetapi perilakunya berbeda-beda. Menurutnya, semua jenis binatang, meskipun bentuk dan rupanya berbeda-beda, tetapi pada hakikatnya memiliki watak dan perilaku yang sama, yaitu tidak punya aturan dan tidak punya hati nurani. Mereka berperilaku seenaknya sendiri, senang bertengkar, ingin berkuasa sendiri, dan egois. Tetapi ada sifat positif dari binatang yaitu mereka jujur dengan sifat mereka sendiri dan tidak ditutup-tutupi.
Sifat monyet misalnya adalah tipe binatang yang rakus dan tidak ingin berbagi dengan kawannya. Jika mendapatkan makanan dia akan memakan semua makanan yang ada sampai kenyang. Jika perutnya tidak cukup dia akan meletakkannya di dalam mulut sampai mecucu dalam bahasa jawanya. Jika mulutnya tidak cukup dia akan menggenggamnya di kedua tangan dan kakinya. Jika kita sering menyembunyikan makanan untuk diri kita dan tidak mau berbagi dengan teman-teman dan saudara-saudara kita berarti kita seperti monyet.
Sifat ayam adalah rukun ketika tidak ada makanan dan bertengkar setelah ada makanan. Jika kita amati, ayam-ayam kita di kandang itu kelihatan rukun tatkala kita belum memberinya makanan. Tetapi setelah kita dating membawa makanan, tiba-tiba mereka akan bertengkar dan saling mematok temannya sendiri. Yang paling besar akan berkuasa dan melarang ayam-ayam lainnya yang kalah untuk makan. Baru setelah dia kenyang, ayam-ayam kecil lainnya diperbolehkan untuk makan. Jika kita sering berebut makanan dan bertengkar dengan teman-teman dan saudara-saudara kita sendiri , berarti kita seperti ayam.
Sifat kambing adalah suka bertengkar memperebutkan perempuan. Kambing jantan akan bertengkar dengan kawannya sendiri jika ada kambing betina. Mereka suka berebut betina hingga sampai ketika akan disembelih untuk dijadikan qurban. Jika kita sering bertengkar dengan kawan sendiri karena memperebutkan seorang cewek, berarti kita seperti kambing.
Masih banyak lagi sifat-sifat binatang yang bias kita pelajari dan kita amati untuk dijadikan sebagai pelajaran dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam ilmu manajemen, kita juga mengenal adanya beberapa perilaku binatang yang sering muncul diperankan oleh manusia dalam suatu organisasi, sehingga memerlukan penanganan yang baik agar tidak terjadi konflik. Di antaranya adalah:
1. Anjing, bersifat menyerang siapa pun dan berusaha memaksakan kehendaknya sendiri tanpa mengindahkan orang lain. Cara mengatasinya adalah kita harus bias menahan diri, jangan terlibat urusan dengannya, dan jangan beri dia kesempatan untuk menggonggong.
2. Kuda, bersifat selalu setuju. Pendapat apapun yang muncul dia akan setuju dan mengangguk. Cara mengatasinya adalah beri dia kesempatan untuk menyumbangkan pendapatnya dalam suatu rapat atau diskusi.
3. Monyet, bersifat tahu segalanya dan memilih satu kelompok pendukung untuk melindungi dan mendukungnya. Cara mengatasinya adalah beri kesempatan kepada kelompok untuk membahas teori atau usulan-usulannya.
4. Ketak, bersifat banyak bicara, ingin mendapat kedudukan tinggi dengan meloncat walaupun harus menginjak teman-temannya sendiri. Ke atas dia menjilat dan ke bawah dia menginjak. Cara mengatasinya adalah lakukan interupsi dengan bijaksana dan batasi waktu bicaranya, batasi ruang geraknya, dan buktikan ucapan-ucapannya berdasarkan data lapangan.
5. Kijang betina, bersifat pemalu. Cara mengatasinya, beri pertanyaan sederhana, tingkatkan percaya dirinya dengan member penghargaan apabila mungkin.
6. Landak bersifat tidak kooperatif. Percaya pada setiap orang dan menentang kepada setiap orang yang menonjolkan kekuasaan. Cara mengatasinya, beri pengakuan atas pengetahuan dan pengalamannya, serta manfaatkan keberadaannya untuk organisasi.
7. Kuda Nil bersifat pasif dan tidak ada reaksi serta menarik diri. Cara mengatasinya, beri pertanyaan sederhana dan libatkan dalam urusan organisasi agar dia berpartisipasi aktif.
8. Jerapah bersifat sok jagoan dan merasa kuat. Cara mengatasinya adalah beri dia kritikan dan manfaatkan teknik “ya…tetapi..”.
9. Serigala, bersifat penanya konyol dan suka menindas orang lain. Cara mengatasinya adalah jangan langsung dijawab pertanyaan atau usulannya, tetapi teruskan kepada pertanyaan ke kelompok lain.
Demikianlah beberapa perilaku binatang yang sering muncul dalam perilaku manusia. Mungkin secara tidak sadar, kita pun pernah berperilaku seperti mereka. Lewat tulisan ini, semoga kita dapat mengambil pelajaran, sehingga kita bias berperilaku lebih baik sesuai dengan kodrat, harkat dan martabat kita sebagai manusia. Wallahu a’lam bishawab.