Pages

Senin, 31 Januari 2011

Menjadi Guru yang Ideal

Dalam perspektif agama, syarat menjadi guru yang ideal ada dua puluh macam seperti halnya yang disampaikan KH. Muh Hasyim Asy’ari. Keduapuluh syarat tersebut ialah sebagai berikut :
  1. Selalu istiqomah dalam muraqabah kepada Allah SWT. (Muraqabah = melihat Allah SWT dengan mata hati dan menghubungkan dengan perbuatan yang telah dilakukan selama ini)
  2. Senantiasa berlaku khauf (takut kepada Allah SWT) dalam segala ucapan dan tindakan.
  3. Bersikap tenang.
  4. Bersifat wara’. (Wara’ = keluar dari setiap perkara subhat dan mengoreksi diri dalam setiap keadaan)
  5. Selalu bersikap tawadhuk. (Tawadhuk = merendahkan diri dan melembutkan diri terhadap makhluk, atau patuh kepada kebenaran dan tidak berpaling dari hikmah, hukum dan kebijaksanaan)
  6. Selalu bersikap khusyuk kepada Allah SWT.
  7. Menjadikan Allah SWT sebagai tempat meminta pertolongan dalam segala keadaan.
  8. Tidak menjadikan ilmu sebagai tangga mencapai keuntungan duniawi, baik jabatan, harta, popularitas, atau agar lebih maju dibanding temannya yang lain.
  9. Tidak diskriminatif terhadap murid.
  10. Bersikap zuhud dalam urusan dunia sebatas apa yang ia butuhkan, yang tidak membahayakan diri sendiri, keluarga, sederhana dan qana’ah.
  11. Menjauhkan diri dari tempat-tempat yang rendah dan hina menurut manusia, juga hal-hal yang dibenci oleh adat setempat.
  12. Menjauhkan diri dari tempat-tempat kotor dan maksiat walaupun jauh dari keramaian.
  13. Selalu menjaga syiar-syiar Islam dan zharir-zhahir hukum, seperti shalat berjamaah dimasjid, menyebarkan salam, amar ma’ruf nahi munkar dan senantiasa berlaku sabar terhadap musibah yang dihadapi.
  14. Menegakkan sunnah-sunnah dan menghapus segala hal yang mengandung unsur bid’ah, menegakkan segala hal yang mengandung kemaslahatan dengan jalan yang dibenarkan.
  15. Membiasakan diri untuk melakukan sunnah yang bersifat syariat, baik qauliyah atau fi’liyah.
  16. Bergaul dengan ahklak yang baik.
  17. Membersihkan hati dan tindakan dari ahklak yang jelek dan dilanjutkan dengan perbuatan yang baik.
  18. Senantiasa bersemangat untuk mengembangkan ilmu dan bersungguh-sungguh dalam setiap aktifitas.
  19. Tidak boleh membeda-bedakan status, nasab, dan usia dalam mengambil hikmah dari semua orang.
  20. Membiasakan diri untuk menyusun dan merangkum pengetahuan.
Dari poin-poin di atas dapat kita simpulkan bahwa syarat menjadi guru ideal harus mempunyai landasan keagamaan kokoh dan disiplin, memahami visi misi pendidikan secara holistik dan integral, mempunyai kemampuan intelektual yang memadai, menguasai teknik pembelajaran yang kreatif.

Literatur : Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif oleh Jamal Ma’mur Asmani

Selasa, 25 Januari 2011

Pendidikan berbudaya dan berkarakter

ingginya angka kenakalan dan kurangnya sikap sopan santun anak didik, dipandang sebagai akibat dari buruknya sistem pendidikan saat ini. Hal itu ditambah lagi dengan masih minimnya perhatian guru terhadap pendidikan dan perkembangan karakter anak didik. Selain itu, perkembangan teknologi internet yang massif, bisa berdampak buruk jika tak ada upaya efektif untuk menangkalnya.

“Untuk itu, saya memandang pendidikan yang berkarakter dan berbudaya harus segera diterapkan dalam kurikulum pendidikan nasional. Selain guru, orang tua juga punya kewajiban menerapkan pendidikan tersebut. Bahkan, orang tua merupakan kunci melindungi anak dari dampak buruk perkembangan teknologi,” kata Dekan Fakultas Bahasa Unissula, Prof Dr Retmono, dalam seminar ‘’Mencetak Pendidikan yang Berkarakter dan Berbudaya’’ di Aula Fakultas Hukum Unissula, baru-baru ini.

Padahal, ujar dia, bangsa Indonesia dulu sangat memegang teguh sopan santun. “Ironis jika saat ini bangsa Indonesia tak berpijak pada nilai-nilai budaya dalam bertindak atau bahkan tak memiliki karakter yang kuat. Untuk itu, pembinaan pada generasi muda menjadi hal yang urgen dilakukan saat ini,” tutur pakar pendidikan itu.
Psikolog dari Fakultas Psikologi Undip, Frieda NRH menuturkan, kelebihan dan kekuatan seseorang jika tak disertai karakter yang baik, akan menjadi kekurangan dan kelemahan yang berdampak dua kali lebih besar daripada kelebihan dan kekuatan orang itu.